Pelayanan Kesehatan Gratis dan Berkualitas, Mungkinkah ?

 
 
Beberapa waktu lalu saya menyaksikan tayangan film dokumenter yang berjudul "Sicko" yang dibuat oleh Mike Moore. Tayangan yang sangat inspiratif, yang bercerita tentang buruknya sistem pelayanan kesehatan di Amerika Serikat. Semua pelayanan kesehatan yang nggak berkualitas bagi para peserta asuransi kesehatan ; mulai dari pelayanan di rumah sakit yang terkesan sangat lambat , Obat-obatan yang mahal. Bahkan pembuangan pasien dari rumah sakit saat mereka tidak mampu lagi membayar biaya rumah sakit. Padahal para peserta asuransi kesehatan baik dari pemerintah maupun non-pemerintah.

Pelayanan itu justru berbanding terbalik dengan pelayanan kesehatan di negara lain. Pelayanan kesehatan seperti di negara Kanada, Inggris, Prancis, bahkan di negara "dunia ketiga" Kuba jauh lebih baik dari pelayanan kesehatan di Amerika Serikat. Di negara-negara ini mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yang sangat murah, bahkan cenderung gratis terutama para peserta asuransi kesehatan pemerintah. Di Inggris, para pengguna asuransi kesehatan pemerintah diberikan rawat inap gratis dengan pelayanan yang bekualitas bahkan diberi ongkos pulang jika pasien tidak punya biaya buat pulang. Mereka-para penanggung jawab kesehatan Inggris- mengatakan kriteria yang megijinkan anda keluar (red. check out dari Rumah Sakit) adalah bukan kalau Anda sudah bayar, tapi apa Anda sudah cukup sehat untuk pulang dan apa Anda pergi ke tempat yang aman. Obat-obat yang mereka dapatkan pun cenderung sangat murah bahkan di Inggris, pasien bisa mendapatkan obat secara gratis bila berumur kurang dari 16 tahun atau lebih dari 60 tahun (usia non-produktif). Sebuah bentuk pelayanan yang unbelievable how amazing they are.
 
Dari sisi pelayan kesehatan, mereka mendapat gaji yang "sangat memakmurkan" hidup mereka sehingga mereka tidak akan mengeluh dengan tugas yang berat. Bahkan mereka akan mendapat gaji tambahan ketika pasien yang mereka hadapi sembuh terhadap kriteria "masalah kesehatan" tertentu, seperti berhenti merokok, rajin memeriksakan kesehatannya, de el el. Jadi, Para pelayan kesehatan akan berpikir dan berusaha keras untuk meyembuhkan pasiennya dari segala masalah kesehatannya. Sehingga pelayanan kesehatan pun akan dijamin berkualitas bahkan untuk masyarakat kurang mampu yang menerima asuransi kesehatan pemerintah.

Sekilas saya teringat dengan keadaan di negara saya yang keadaannya tidak jauh berbeda (walaupun saya belum pernah dengar ada pasien yang dibuang di jalanan karna ndak sanggup bayar kayak di Amerika Serikat). Pelayanan bagi para penerima asuransi kesehatan dari pemerintah cenderung tidak sebagus pelayanan kesehatan orang-orang kaya. Para peserta asuransi hanya menempati ruangan pasien kelas 3, sementara yang kaya bisa "check in" di ruangan VIP. Belum lagi soal pelayanan yang kurang ramah, penanganan yang lambat dan cenderung "Ala Kadarnya". Plus resep dokter yang mahal harganya. Saya sich pernah dengar dan lihat dokter yang mendapat banyak keuntungan melalui kerjasama dengan perusahaan farmasi. Beberapa dokter yang sudah kehilangan idelisme justru memberikan resep obat mahal dari perusahaan farmasi yang bekerjasama dengannya, padahal sebenarnya "sang dokter" masih bisa memberikan resep obat yang jauh lebih murah dengan efek obat yang tidak jauh berbeda.

Hal ini mungkin disebabkan gaji dokter yang bekerja di instansi pemerintah cenderung tidak sepadan dengan kerja yang ia lakukan. Seorang dokter di sebuah kabupaten di Sumatera Barat pernah menceritakan keluhannya kepada saya tentang kezholiman pemerintahnya yang memperkerjakan beliau dengan waktu jaga yang panjang, tapi dengan gaji yang sangat sedikit hanya karna program kesehatan gratis hasil kerjasamanya dengan perusahaan asuransi yang sangat tidak seimbang dengan pendanaan untuk pelayanan kesehatan. Bahkan juga cenderung tidak mencukupi sarana rumah sakit. Lalu siapa yang diuntungkan ??? Jelas yang diuntungkan adalah perusahaan asuransi dan mungkin juga pemerintahnya seperi yang terjadi di Amerika Serikat. Kalau boleh memilih, saya akan lebih memilih tempat yang mempunyai sistem pelayanan kesehatan seperti di Inggris, sehingga saya tidak perlu mengabaikan pasien yang tidak sanggup membayar biaya rumah sakit.

Sebagai kesimpulan, Bukan tidak mungkin sebenarnya kebijakan seperti Inggris, Prancis, ataupun Kuba diterapkan di Indonesia tergantung keseriusan dan kepedulian pemerintah terhadap rakyatnya. Semuanya tergantung dari goverment. Karna penyebab rusaknya sistem pelayanan kesehatan di Amerika Serikat hanya karna kepentingan oknum pejabat pemerintah yang menginginkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan nasib rakyatnya.  Sepertinya kita memang harus banyak belajar dari orang lain dan peduli sama orang lain agar kita bisa melakukan yang terbaik sebagai rahmat bagi semesta alam.
 
 
 
Terima kasih telah mengunjungi dan membaca artikel di website kami. Dapatkan Update Artikel dengan cara mengikuti beberapa Link berikut:


Facebook: https://web.facebook.com/OfficialCatatanDokter
Telegram : https://t.me/catatandokter atau @catatandokter

 

 

Artikel Lainnya

No comments:

Post a Comment

Pages