Paracetamol yang merupakan golongan acetaminophen, menjadi salah satu "idola" untuk penanganan pasien yang mengalami gejala demam. Walaupun banyak pilihan terapi lain sebagai antipiretik, namun obat ini masih menjadi pilihan utama untuk terapi penurun demam. Namun, pemilihan terapi oral ataupun rectal masih menjadi kontroversi.
Dalam sebuah jurnal pediatrik oleh Lee Hilary Goldstein, Effectiveness of Oral VS Rectal Acetaminophen, malah menyarankan American Academic of Pediatric (AAP) untuk merevisi guideline yang membatasi penggunaan paracetamol rectal. Namun, dalam jurnal pediatrik yang terbit setelahnya tetap tidak merekomendasikan penggunaan rutin Acetaminophen rectal. Dalam artian, pemberian terapi per rectal dibolehkan hanya dalam kondisi tertentu, misalnya ketika terkendala untuk melakukan terapi antipiretik secara oral akibat muntah-muntah.
Toksisitas
Secara hipotesis dianggap Acetaminophen rectal lebih aman daripada Acetaminophen oral terhadap hepar. Acetaminophen rectal dianggap lebih aman karena tidak melewati hepar melainkan diabsorbsi di proksimal rectal dan dialirkan melalui sistem portal. Namun, hal ini belum bisa dipastikan. Menurut Lee Hilary et al, efek toksik hanya terjadi ketika pemberian antipiretik melebihi dosis anjuran. Artinya dengan dosis sesuai dosis anjuran, baik oral maupun rectal Acetaminophen tidak menunjukkan efek toksik yang berbeda. Sementara itu, American Academic of Pediatric (AAP), tetap tidak menganjurkan pemberian rectal Acetaminophen karena menganggap susahnya memprediksi efek toksik, farmakokinetik, dan farmakodinamik yang sulit untuk dinilai akibat absorbsi yang rendah dan tidak menentu.
Efektivitas Antipiretik
Dari penelitian Keinanen et al and Leary at al, disimpulkan bahwa pemberian Acetaminophen oral lebih baik daripada rectal karena lebih cepat menurunkan panas tubuh anak. Namun, penelitian Sedigha Akhavan Serbasi et al dan juga Lee Hilary et al membantah hasil penelitian itu. Menurut hasil penelitian mereka, secara klinis, tidak ada perbedaan yang signifikan antara antipiretik oral dan rectal. Baik oral maupun rectal antipiretik dianggap sama-sama efektif untuk mengatasi demam.
Efisiensi Terapi
Untuk efisiensi, dalam hal cost-effectiveness, penulis menilai antipiretik oral lebih baik ketimbang rectal antipiretik. Harga antipiretik rectal atau suppositoria dalam hal ini Acetaminophen jauh lebih mahal ketimbang acetaminophen oral. Emang dokter mikirin harga ? Iya dong. Memberikan terapi yang paling efektif dan efisien adalah pilihan ideal untuk terapi pasien sehingga pasien bisa mendapatkan efek terapi semaksimal mungkin dengan cost seminimal mungkin. Apalagi tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai efektivitas obat secara klinis.
Kesimpulan
1. Tidak ada evidence based yang menunjukkan pilhan yang lebih baik antara pemberian oral ataupun rectal Acetaminophen (maupun sebaliknya).
2. Secara cost-effectiveness, pemberian oral lebih menguntungkan karena biaya yang minimal dengan efek yang sama dengan rectal Acetaminophen.
3. Pada kondisi tertentu yang menyulitkan pemberian antipiretik oral, antipiretik rectal menjadi salah satu pilihan alternatif yang bisa digunakan.
Referensi :
1. Jurnal American Academic of Pediatric
2. Lee Hilary et al.2008.Effectiveness of Oral VS Rectal Acetaminophen
3. Leary PM et al. 1997.Antipyretic effect of oral vs rectal paracetamol
4. Sedigha Akhavan Serbasi et al. 2010. Comparison of antipyretic effectiveness of equal doses of rectal and oral acetaminophen in children.
Terima kasih telah mengunjungi dan membaca artikel di website kami. Untuk mengikuti Update Artikel Kami, bisa dilakukan dengan Cara Subscribe Via Email atau Like Fanpage Kami atau melalui Aplikasi Berikut :
Line : https://line.me/R/ti/p/%40jfu9740t atau @jfu9740t
Telegram : https://t.me/catatandokter atau @catatandokter
Artikel Lainnya
No comments:
Post a Comment